Rabu, 18 April 2012

Seroja di Senja Hari ( AMBIL MAKNANYA )



Sebuah mobil mewah masuk ke pekarangan sekolah.  Seorang putri keluar dari mobil itu. Ya itu pacarku,  Seroja. Aku mendatanginya dan segera menggendong dia ke arah kelasnya. Semua orang yang melihat hal itu hanya bersorak bersorak melihatku. Aku hanya membalas senyum dan terus membopongnya ke kelas.
Sampai di kelasnya, aku mendudukinya di kursi dan berkata : “ Sampai sini saja ya Seroja. Mudah mudahan kau senang dengan pemberianku pagi ini” Tak menunggu ia menjawab, aku pergi dan meninggalkan kelasnya.


Ceritanya sangat cepat sekali. Aku mencintai Seroja dan Meli. Seroja adalah sahabat Meli. Mereka adalah pacar pacar pacarku. Tapi aku telah mantap untuk memutuskan Seroja. Karna aku mencintai pacarku yang ke dua, Meli.
Baru aku ingin menyampaikan kemauanku untuk berpisah, tiba tiba sebuah kecelakaan menimpa Seroja. Kakinya lumpuh dan wajahnya yang cantik menjadi sangat hancur. Banyak koreng di mukanya. Aku sangat sedih melihat keadaannya. Namun bagaimana lagi, Meli terus mendesakku memutuskan Seroja. Ketika Seroja baru masuk sekolah, aku berbicara tentang hal itu. Ia terperangah tak percaya dan akhirnya menangis.
Dengan tersedu sedu ia berkata
“ Senja, ku izinkan kau berpacaran dengan Meli. Tapi ada syaratnya”
“ Syarat ? Emang apa syaratnya ?” Kataku cuek
‘’ Setiap pagi, ketika mobilku masuk perkarangan sekolah. Kau harus mendatagi mobilku dan bopong aku ke kelas ku. Kau tau lah aku tidak bisa berjalan. Hanya pagi saja. Pulangnya nan supirku akan membawakan kursi roda untukku. Kau harus melakukan ini terus selama 2 minggu berturut turut”
Aku terperanjat.  Namun aku iya kan. Toh, itu hanya syarat yang gampang. Tidak sesulit yang aku kira.


Setiap pagi, aku selalu membopongnya layaknya seorang laki laki yang sangat mencintai pacarnya yang tengah sakit. Aku merasa aneh, aku juga tak mersa terhina melakukan hal ini. Aku malah senang. Karna aku akan segera memiliki Meli tanpa ada yang mengganggu.
Entah mengapa 3 hari terakhir, aku merasakan ada yang aneh.  Aku merasakan, aku sangat tidak ingin meninggalkannya. Benih benih cinta itu muncul lagi. Aku pun membopongnya dengan sangat erat. Ia bertanya
‘’ Kamu tak seperti biasanya Ja”
“ Memang iya ? Hehehe .. “
Ia tersenyum. Aku merasakan itu adalah senyum terakhirnya. Ahh .. Jangan sampai lah.

Senja itu, aku dengan membawa bunga datang ke rumahnya. Aku telah memberitahu Meli bahwa aku ingin kembali pada Seroja. Ia marah dan tak menghubungiku lagi. Tapi aku tak masalah. Yang aku pikirkan sekarang adalah membuat Seroja bahagia.
Sesampainya di rumah Seroja. Aku melihat banyak orang memakai baju hitam hitam di rumahnya. Siapa yang meninggal ? Aku masuk dan melihat sebuah jenazah di ruang tamu.
Wajah itu. Senyum itu. Aku tak menyangka bahwa jenazah yag terbaring di depanku adalah Seroja. Kekasihku. Aku menangis tak kuasa di depan pintu. Kenapa ? Kenapa kamu yang tertidur Seroja ?
Aku meminta kepada bapak bapak yang membawa kerandanya agar aku ikut membawa keranda Seroja. Mereka mengizinkanku. Aku pun membawa keranda berisi Seroja dengan dera tangis.
Sesampainya di liang lahat. Aku memperhatikan jenazah Seroja telah dimasukan ke liang lahat. Setelah berdoa dan orang orang telah pergi. Aku mengelus batu nisannya dan berkata: ““ Sampai sini saja ya Seroja. Mudah mudahan kau senang dengan pemberianku pada senja ini”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar